Ia menambahkan; “[Mengenai] gol kedua saya tidak mau frontal, saya takut terjadi apa-apa. Saya datangi asisten wasit satu, mau protes keras saya singkirkan. Saya bilang silakan lihat rekaman, saya mau lihat wasit tahu kesalahannya.”
Menurutnya di dalam kotak lima meter adalah zona penjaga gawang. “Tidak boleh diganggu dengan hal-hal di luar sepak bola. Itu dasar saya protes karena ini menentukan baik untuk Persija maupun kami,” ucap pelatih yang akrab disapa Coach RD itu.
Kendati demikian, sosok yang pernah bermain dan melatih di Persija itu tetap menjunjung fair play dengan mengucapkan selamat atas keberhasilan Persija meraih gelar juara Liga 1 2018.
Pelatih asal Lampung itu juga menyanjung perjuangan pemain Mitra Kukar yang sudah berupaya keras meloloskan tim dari zona degradasi dan telah bersiap selama lebih kurang seminggu.
“Mereka [pemain] tidak usah saling menyalahkan atau apapun karena saya mengambil tanggung jawab masalah ini. Sedih sekali kita harus menghadiri pertandingan ini dan tahu degradasi. Kita tahu dan sangat bersedih,” jelas pelatih yang menggantikan Rafael Berges pada Juli 2018.
Mitra Kukar menjadi salah satu tim yang terdegradasi dari Liga 1 bersama dengan Sriwijaya FC dan PSMS Medan.
Baca Juga : Jakmania Tumpah Ruah ke Jalan Sekitar GBK
Sumber : cnnindonesia
Editor : Ahmad Zainal Muttaqin